JESI'S MEDIA

SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA,disini saya ingin berbagi tips-tips menarik yang sayang untuk di lewatkan.semoga bermanfaat..


Pahlawan, Dulu dan Sekarang...




              Berpuluh tahun sudah kita mengenang para pahlawan. Dan apa yg kita kenang tentang pahlawan hampir selalu sama, yaitu tentang para tokoh perjuangan yg berkorban melawan penjajahan demi tegaknya Indonesia Merdeka. Penetapan hari ini sebagai hari pahlawan pun tak lepas dari tema perlawanan atas kedatangan kembali Belanda yg hendak mengusik kemerdekaan Indonesia. Cerita, tokoh, inspirasi tentang kepahlawanan kita memang bersumber dari masa itu, masa penjajahan. Dari sebuah kondisi dimana ada musuh bersama yg harus kita lawan. Kita akan dapat dengan mudah menyebut puluhan, ratusan bahkan ribuan lebih orang yg layak disebut sebagai pahlawan dari masa itu, baik yg diakui oleh pemerintah maupun yang tidak. Tetapi kita akan kesulitan bila harus menyebut siapa yg layak disebut pahlawan di masa kini karena pelajaran kita tentang pahlawan adalah berasal dari perlawanan atas musuh bersama yg bernama penjajahan. Sedangkan di era kemerdekaan ini, siapa yg kita lawan? Siapa atau apa yg kini menjadi musuh kita bersama? Kesepakatan tentang musuh bersama ini penting agar kelak dalam menentukan seseorang layak atau tidak disebut pahlawan tidak lagi mengundang perdebatan. Kesimpangsiuran tentang musuh bersama inilah mungkin yg membuat kepahlawanan di masa sekarang lebih sulit ditemukan apabila dibandingkan dengan saat jaman penjajahan. Tentu saja saya mengatakan itu dengan asumsi bahwa tingkat kerelaan berkorban orang-orang saat ini untuk bangsanya masih sama besar dg saat jaman penjajahan. Bila tingkat kerelaan berkorban itu ternyata kini sudah sangat jauh berkurang dengan indikasi banyaknya orang-orang yg hanya sibuk memperjuangkan kepentingan sendiri atau golongannya di atas kepentingan NKRI, maka kelangkaan pahlawan saat ini selain disebabkan oleh soal musuh bersama di atas, mungkin bisa juga ditambahkan karena hal ini. 
                Melihat fenomena kelangkaan pahlawan ini saya jadi teringat perkataan Bung karno dahulu dimana beliau berkata, 'Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.' Seolah Si Bung sudah menyiratkan sejak dahulu bahwa akan tiba masa di era Indonesia merdeka dimana sesama anak bangsa akan saling memandang sebagai lawan karena adanya konflik kepentingan. Musuh bersama sulit didefinisikan karena orang-orang di dalam Indonesia sendiri saling bermusuhan dan pada akhirnya kepentingan bersama pun menjadi korban. Dalam kondisi seperti ini, saya amat merindukan hadirnya sosok pahlawan baru. Seorang yg hadir bukan untuk melawan tetapi berkawan. Seorang yang mampu merangkul dan menyatukan seluruh komponen bangsa karena musuh bersama tak akan ada tanpa kita terlebih dahulu bersama. Kepentingan bersama hanya akan menjadi dongeng indah di masyarakat yg terpecah-belah. Meski kondisi saat ini membuat kita merasa prihatin namun kita harus tetap yakin karena seperti ucapan Bung Karno lainnya, 'Bangsa yg tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yg merdeka.' Dan semoga momen hari pahlawan ini bukan hanya sekadar jadi hari peringatan tetapi lebih membangun kesadaran bahwa sikap kepahlawanan bukan hanya kita butuhkan saat masa penjajahan tetapi juga di era Indonesia merdeka. Dulu kita butuh pahlawan yg mengajak untuk melawan tetapi sekarang rasanya lebih dibutuhkan pahlawan yg mengajak untuk berkawan. Selamat Hari Pahlawan, mari tunjukkan bahwa bila kita mampu bersatu memperjuangkan kemerdekan, kita juga bisa bersama sebagai bangsa yg merdeka. 

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/jhontorrlambene/pahlawan-dulu-dan-sekarang_54f942f1a33311fc078b4a14

PERANAN PENTING MAHASISWA DALAM MEMAKNAI HARI SUMPAH PEMUDA



                28 Oktober 1928, kita kenal sebagai Hari SumpahPemuda. Sumpah Pemuda yang merupakan peristiwa bersejarah dikenal sebagai salah satu tonggak bersatunya bangsa Indonesia. Para pemuda dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul bersama di Kongres Pemuda. Pada saat itulah dihasilkan tiga hal penting: bertumpah darah satu, tanah air Indonesia; berbangsa satu, bangsa Indonesia; dan menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Pada Kongres Pemuda ini pula lagu Indonesia Raya pertama kali diperdengarkan oleh Wage Rudolf Soepratman melalui gesekan biolanya.
Dalam sejarah bangsa ini, Pemuda selalu menjadi penggerak kebangkitan bangsa. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah contoh nyata. Selain itu, peristiwa lain yang menunjukkan betapa pentingnya peran pemuda adalah Peristiwa Rengasdengklok, 16 Agustus 1945. Para Pemuda pada saat itu yang dipimpin Soekarni, Wikana, serta Chairul Saleh menculik Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok dengan satu tujuan: mendesak mereka agar mempercepat proklamasi Indonesia. Upaya ini akhirnya berhasil, esok harinya, 17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sekali lagi pemuda memainkan peran penting bagi bangsa.
Peran pemuda dalam sejarah bangsa terus berlanjut, gerakan mahasiswa 1966 adalah kisah lainnya. Dilatarbelakangi kondisi pemerintahan saat itu, gerakan mahasiswa pada 1966 menjadi awal kebangkitan mahasiswa secara nasional. Mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) ini memunculkan Tri Tura (Tiga tuntutan rakyat), yakni: Bubarkan PKI beserta ormas-ormasnya; perombakkan Kabinet Lamira; dan turunkan harga sembako. Serangkaian demonstrasi yang dilakukan akhirnya berujung pada Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) yang menandai akhirnya Orde Lama dan membuka Orde Baru.
           Pemuda lagi-lagi menunjukkan perannya pada tahun 1998. Mahasiswa menuntut reformasi dan dihapuskannya KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme).. Peristiwa 1998 ini juga diiringi dengan berbagai tindakan represif pemerintah yang mengakibatkan tragedi-tragedi seperti Tragedi Cimanggis, Tragedi Gejayan, Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi I dan II, serta Tragedi Lampung. Tindakan represif ini mengakibatkan tewasnya aktivis mahasiswa, sipil dan ratusan korban luka. Paling fenomenal adalah ketika mahasiswa berhasil menduduki Gedung DPR / MPR. Pada akhirnya Presiden Soeharto saat itu melepaskan jabatannya sekaligus menandai berakhirnya Orde Baru menuju Orde Reformasi. Ini menjadi salah satu gerakan terbesar mahasiswa karena mengubah tatanan kehidupan.
         Kini, kondisi bangsa telah berubah, 86 tahun pasca Sumpah Pemuda, kondisi pemuda Indonesia pun berbeda. Serangkaian aksi dan gerakan pemuda atau mahasiswa pada masa lalu tentunya didasari rasa cinta terhadap Indonesia. Rasa cinta yang menggelora itu dibarengi pula oleh kecerdasan intelektual, ketajaman berpikir, dan semangat pergerakan.
Sekarang mungkin berbeda, rasa cinta negeri sendiri tak sekuat dulu. Dari segibudaya misalnya, pemuda Indonesia kini barangkali lebih hafal dan lebih mengenal budaya asing dibanding budaya sendiri. Ramai pemuda-pemuda sekarang ini menggandrungi budaya Korea Selatan, Jepang dan lainnya, lalu lupa akan budaya Indonesia atau budaya di daerahnya sendiri.
Ada dua kebiasaan yang kini mulai berkurang di kalangan pemuda dan mahasiswa: banyak membaca dan berdiskusi. Padahal, dua hal inilah yang memengaruhi kualitas seseorang. Dua hal ini juga akan melatih ketajaman berpikir, analisis, serta masuknya pengetahuan, wawasan, dan inspirasi. Tentunya masih ada memang yang gemar membaca dan berdiskusi, namun jumlahnya sedikit.
Di momen 86 tahun Sumpah Pemuda, sudah saatnya pemuda Indonesia kembali memaknai Sumpah Pemuda, berefleksi dan membayangkan bagaimana dulu para pemuda dari berbagai daerah berkumpul untuk bangsa Indonesia. Indonesia kini sudah merdeka, namun semangat Sumpah Pemuda jangan sampai luntur, mungkin hanya tujuannya yang sedikit berbeda, tujuannya kini bagaimana agar bangsa ini bisa jauh lebih baik dan bermartabat.
Dengan segala potensi, kekreatifan, semangat dan keaktifan para pemuda, Indonesia tentunya harus bisa menjadi negara yang maju dan berkembang pesat.
          

Memaknai Peran Pemuda dan Mahasiswa


"Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Sumeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia".
Soekarno
        





           Tanggal 28 Oktober merupakan sebuah momentum besar bagi Bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda adalah bukti autentik bahwa tanggal 28 Oktober 1928 Bangsa Indonesia dilahirkan. Peringatan Sumpah Pemuda yang dilaksanakan setiap 28 Oktober, seharusnya dapat dijadikan momentum untuk kembali memperhatikan kilas balik perjuangan generasi terdahulu. Generasi muda terdahulu mampu berpikir kritis demi perubahan negeri ini kearah yang lebih baik. Maka seharusnya generasi muda saat ini dengan segala kemampuan yang ada dapat memberikan kontribusi yang lebih baik untuk Bangsa ini.
Namun pada faktanya pemuda saat ini seakan larut dalam atmosfer peradaban yang rusak. Sumpah pemuda saat ini hanya bagaikan euforia yang digaungkan ketika moment itu menjelang dan tak lama kemudian menghilang. Para Intelektual muda dicekoki oleh pemikiran-pemikiran asing seperti Liberalisme, Sekulerisme, Kapitalisme, Pluralisme, Hedonisme dan Materialisme. Pemikiran asing itulah yang membuat para Intelektual muda saat ini melepaskan atribut mereka sebagai generasi perubah peradaban. Mahasiswa sebagai Kaum Intelektual yang identik dengan perubahan peradaban sudah selayaknya memiliki cakrawala berpikir yang luas dan mendalam tentang problematika yang terjadi disekeliling nya.
Maraknya rencana gerakan mahasiswa yang ingin turun ke jalan guna mencabut legitimasi kepemimpinan saat ini disinyalir banyaknya kepentingan dari pihak dan kelompok tertentu untuk menggunakan mahasiswa turun ke jalan. Menurut Direktur Studi Demokrasi Rakyat Hari Purwanto, Kamis (22/10/2015). “Kemasan yang diusung adalah 1 tahun evaluasi pemerintahan Jokowi-JK yang dianggap gagal dalam menjalankan roda pemerintahan. Tapi harus kita analisa secara jernih bahwa kondisi ekonomi saat ini lebih banyak faktor eksternal yang mempengaruhi.” ( tribunrakyat.com)
Sedangkan menurut Ketua Umum DPP Pospera Mustar Bona Ventura, Sabtu (24/10/2015). Relawan Jokowi tergabung dalam Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) menilai survei nasional yang dirilis oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) itu cenderung subyektif dan sangat jelas ada muatan politisnya. "Jika obyektif itu dipaparkan dengan data-data. Sementara ini tidak tanpa ada data apapun," tambahnya. (beritaasatu.com)
Kemudian dilanjutkan oleh Ketua Umum Badan Investigasi Independen Penelitian Kekayaan Pejabat dan Pengusaha (BIIPKPP) RI Darsuli R Saputra yang juga menilai satu tahun masa ini banyak capaian yang dilakukan oleh pemerintahan dan kabinet kerja Jokowi telah berhasil diraih. Salah satunya adalah pembangunan infrastruktur. Ia pun menyayangkan hasil survei BEM SI tersebut ada agenda terselubung.
Berbeda halnya dengan pendapat Pengurus Pusat Pemuda Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, Mahyudin Rumata menilai akan lebih baik jika pemuda dan mahasiswa mendorong Pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla untuk mengatasi bencana asap di Indonesia. Secara lugas menurutnya “Pemuda dan mahasiswa mestinya saat ini fokus menyoroti semakin parahnya kabut asap. Meminta tanggungjawab negara atas keselamatan warga negaranya, bukan sibuk mengurusi issue pergantian menteri.” (24/10 mitranews.net.)
Terkait hal ini berbicara masalah pemuda, ia adalah hal yang selalu menarik untuk dibahas, sebab pemuda telah mewarnai lika-liku perjalanan sejarah. Bicara pemuda adalah bicara tentang masa depan, sebab merekalah yang menjadi pemimpin masa depan suatu bangsa, merekalah yang menjadi potret kondisi sebuah bangsa, merekalah yang menjadi harapan dimana masa depan bangsa dibebankan ke punggung mereka, dimana tanggung jawab ke depannya akan sepenuhnya diamanatkan ke tangan mereka. Tak dapat dipungkiri, ia telah menoreh catatan sejarah dengan tinta emas sepanjang peradaban manusia. Namun yang menjadi ironi, semakin lama, eksistensi pemuda tenggelam seiring berjalannya zaman.
Hari Sumpah Pemuda, hari dimana peran pemuda direfleksikan kembali, bahwa bangsa ini juga digerakkan dengan dinamis oleh generasi muda. 28 Oktober bukan sekedar ketika sumpah dilantunkan, toh jika ditanya kepada generasi muda, tak sedikit yang salah bahkan tidak hafal sama sekali terhadap “teks” sumpah tersebut. Ia buka sekedar tentang “teks” sumpah, namun ada esensi lain yang begitu penting yang harus dipahami oleh setiap generasi muda yang katanya adalah agent of change.
Di saat kondisi bangsa seperti saat ini peranan generasi muda atau mahasiswa sebagai pilar penggerak, pengawal jalannya reformasi, dan pembangunan sangat diharapkan. Dengan organisasi dan jaringannya yang luas, pemuda dan mahasiswa dapat memainkan peran yang lebih besar untuk mengawal jalannya reformasi dan pembangunan. Terutama untuk peran serta mereka dalam konteks pembangunan bangsa kedepan.
Oleh sebab itu dalam kompleksitas permasalahan bangsa saat ini, mahasiswa memang harus tetap mengedepankan idealisme, bukan berorientasi pada nilai praktis dan pragmatis, Untuk itu, kesadaran mahasiswa sebagai masyarakat terdidik dan kekuatan pembaharu, sudah sepantasnya untuk selalu menjadikan idealisme sebagai paradigma pemikiran yang sebenar-benarnya. Idealisme tersebut harus melebur dalam peran dan tanggung jawab mereka sebagai agen perubahan.


KOTA INDRALAYA KABUPATEN OGAN ILIR






Indralaya adalah Ibukota Kabupaten Ogan Ilir, terbentuk sejak tahun 1950 yang masih tergabung dengan kabupaten Ogan Komering Ilir . Tahun 2004, melalui pemekaran daerah yang membentuk kabupaten baru, Indralaya menjadi Ibukota resmi kabupaten Ogan Ilir. Indralaya termasuk kedalam sebuah kecamatan, dimana terbagi lagi menjadi kecamatan Indralaya Utara dan kecamatan Indralaya Selatan. memiliki luas wilayah administrasi 101,22 km2 atau 10.122 hektar di sebelah utara kecamatan Indralaya berbatasan dengan kecamatan Indralaya Utara. Sampai ke desa Muara Penimbung ulu, Tunas Aur, di sebelah timur Indralaya berbatasan dengan kecamatan Pemulutan Selatan.

Dikenal sebagai Kota Santri dan kota Pendidikan, Indralaya memiliki beberapa Pondok Pesantren yang sudah terkenal bahkan secara nasional, yakni Pondok Pesantern Al ittifaqiyah yang berada di jalur Lintas timur Sumatra KM. 36 dan Pondok Pesantren Raudatul Ulum yang berada di Desa/ Kelurahan Sakatiga. Indralaya juga memiliki Universitas terkemuka dan terbesar di Palembang, Universitas Sriwijaya dengan luas 712 hektar terletak 38 kilometer ke arah selatan kota Palembang Jl. Raya Palembang - Prabumulih Km. 32



Indralaya memiliki 20 desa dan kelurahan yakni :
l. Indralaya Mulia 
2. Kel. Indralaya Raya 
3. Kel. Indralaya Indah 
4. Tanjung Seteko
5. Sudi Mampir
6. Penyandingan 
7. Talang Aur 
8. Ulak Bedil
9. Ulak Banding 
10. Muara Penimbung Ilir
11. Sakatiga 
12. Sakatiga Seberang
13. Tanjung Sejaro 
14. Tanjung Gelam 
15. Tanjung Agung 
16. Ulak Segelung
17. Lubuk Sakti 
18. Muara Penimbung Ulu
19. Tunas Aur 
20. Sejaro Sakti

Masyarakat umum Indralaya berprofesi sebagai pegawai, pedagang, bertani, beternak, dan pengrajin. Melalui Program BNI pemberdayaan ekonomi masyarakat, desa Muara Penimbung menjadi Kampoeng Tenun BNI dan merupakan salah satu Sentra Tenun Songket asli Palembang.
 


Beberapa Objek wisata di Indralaya diantaranya Wisata Danau Lebong Karangan di Desa Sejaro Sakti, Wisata Perairan Tanjung Putus di Kelurahan Indralaya Raya, Wisata Perkebunan Tebu, Agrowisata Agropolitan Agro Techno Park di Desa Bakung, Kecamatan Indralaya Utara, Wisata Kota Terpadu Mandiri di Sungai Rambutan dan Parit, Kecamatan Indralaya Utara, Wista Religi Makam Raja Palembang Sido ing rejek di Desa Sakatiga, Pondok Pesantren Raudatul Ulum, Wisata di wilayah komplek pemerintahan Tanjung Senai, Komplek Unipersitas Sriwijaya serta Wisata perairan yang meliputi hampir disetiap desa di Indralaya. 



Kabupaten Ogan Ilir adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatra Selatan. Ogan Ilir berada di jalur
Jumlah Penduduk 356,983 jiwa. Populasi penduduk di Kabupaten Ogan Ilir berasal dari Suku Ogan dengan 3 (tiga) sub-suku, yakni: Suku Pegagan Ulu, Suku Penesak, dan Suku Pegagan Ilir. lintas timur Sumatera dan pusat pemerintahannya terletak sekitar 30 km dari Kota Palembang.Di kabupaten ini berlokasi kampus Universitas Sriwijaya. Pondok Pesantren Al Ittifaqiah serta Pondok Pesantren Raudhatul Ulum yang terletak di Desa Salkatiga juga berlokasi di daerah ini. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani.
 Nama OGAN ILIR sebagai identifikasi bagi suatu kesatuan wilayah dipergunakan sejak masa sebelum kemerdekaan. Paling tidak, pada abad ke-19 pada masa kolonial Belanda, identifikasi ini telah ditetapkan dalam pengertian teritorial dan administratif. Dalam Regeering Almanak yang diterbitkan Belanda pada tahun 1870 , Ogan Ilir dan Belida merupakan zona ekonomi afdeeling yang langsung berada dibawah Keresidenan Palembang.
Sebutan OGAN ILIR, dikaitkan dengan keberadaan wilayah Kabupaten Ogan Ilir yang terletak di bagian hilir Sungai Ogan. Sungai Ogan merupakan satu dari sembilan sungai besar di wilayah Provinsi Sumatera Selatan atau disebut Batang hari Sembilan, yaitu : 1) Sungai Ogan, 2) Sungai Komering, 3) Sungai Lematang, 4) Sungai Kelkingi, 5) Sungai Lakitan, 6) Sungai Rawas, 7) Sungai Rupit, 8) Sungai Batang Hari Leko dan 9) sungai terbesar Sungai Musi.
Nama OGAN ILIR pada zaman pemerintahan Hindia Belanda merupakan Zona Ekonomi Afdeeling (perkebunan) pada zaman itu yang disebut : AFDEELING OGAN ILIR yang termasuk pada Keresidenan Palembang. Sejak tahun 1921, Afdeling Ogan Ilir waktu itu berpusat pemerintahan di Kota TANJUNG RAJA, ada 19 Marga Pemerintahan, yaitu :
A. 13 Marga Pemerintahan, termasuk dalam Wilayah Kabupaten Ogan Ilir, yaitu:
1) Marga Pegagan Ilir Suku 1,
2) Marga Rantau Alai,
3) Marga Pegagan Ulu Suku 2,
4) Marga Pegagan Ilir Suku 2,
5) Marga Pemulutan,
6) Marga Sakatiga,
7) Marga Meranjat,
8) Marga Burai,
9) Marga Tanjung Batu,
10) Marga Parit,
11) Marga Muara Kuang,
12) Marga Lubuk Keliat, dan
13) Marga Tambangan Kelekar.
B. 6 Marga Pemerintahan yang termasuk dalam Wilayah Kabupaten Muara Enim yaitu:
1) Marga Gelumbang,
2) Marga Alai,
3) Marga Lembak,
4) Marga Kerta Mulia,
5) Marga Lubai Suku 1
6) Marga Rambang Empat Suku.
Marga dipimpin oleh seorang PASIRAH yang ditetapkan berdasarkan hasil pemilihan langsung oleh rakyat (Mancang).
Ibukota Onder Afdeeling Ogan Ilir bertempat di Tanjung Raja yang terletak di tepian Sungai Ogan. Pada bulan januari 1939 onder Afdeling Ogan Ilir dipimpin oleh A.V. Peggemeier dan berkantor di Tanjung Raja. Sebutan pemerintahan dibawah Marga disebut dengan DUSUN. Pemerintahan Marga terdiri dari beberapa Dusun yang dipimpin oleh PASIRAH. Sedangkan Dusun dipimpin oleh seorang KERIO. Pada tahun 1983 sebutan DUSUN diganti dengan DESA, sebutan Marga dihapuskan.
Eksistensi Sejarah Pembentukan Kabupaten OGAN ILIRKeberadaan Ogan Ilir sebagai suatu kesatuan wilayah tersendiri telah ada sejak masa sebelum kemerdekaan, yaitu dalam status wilayah Afdeling Ogan Ilir yang kemudian berbubah menjadi Onder Afdeling Ogan Ilir dengan ibukotanya Tanjung Raja.
Pada kemerdekaan, bersama-sama dengan onder-afdeling Komering Ilir, marga-marga dalam wilayah ini digabungkan dan bernaung dalam satu kabupaten yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir. Pada waktu itu wilayah Ogan Ilir berstatus sebagai wilayah Kewedanaan dengan ibukota tetap berada di Tanjung Raja, meliputi marga-marga dalam onder-afdeling Ogan Ilir setelah dikurangi marga yang digabung ke Kabupaten Muara Enim.
Gagasan pembentukan Kabupaten Ogan Ilir dan perhatian khususnya sudah muncul sejak lama. antara lain dapat dicatat dari generasi muda yang belajar di Kota Jogjakarta pada tahun 1958. Dari Kota Jogjakarta generasi muda Ogan Ilir membentuk organisasi Ogan Ilir yang disingkat IPOI (Ikatan Pelajar Ogan Ilir) dengan ketua Dr. H. Ahmad Asof dari Tanjung Raja dan sebagai sekretaris Dr. H. Hasan Zaini dari Desa Kerinjing, serta bendahara Bapak Prof. Dr. Ki. Amri Yahya dari Desa Sukaraja. Pada masa itu mereka masih merupakan generasi muda yang berstatus pelajar dan mahasiswa. Gerakan yang dilakukan oleh generasi muda itu adalah fokus pada upaya memindahkan ibukota Kabupaten Ogan Komering Ilir dari Kota Kayu Agung ke Kota Tanjung Raja.
Pada penghujung dasa-warsa 1960-an muncul pula di Kota Palembang suatu organisasi Badan Musyawarah Pembangunan Ogan Ilir (BAMUPOI). Organisasi ini secara resmi berdiri pada tanggal 19 Januari 1969. Dua tahun kemudian tepatnya pada tanggal 3 Oktober 1971, organisasi BAMUPOI berubah nama menjadi Badan Musyawarah Keluarga Ogan Ilir disingkat BAMUKOI, dengan Ketua pertama BAMUKOI H. M. Zen Umar alias Tjuing dari Kecamatan Tanjung Batu, sebagai Sekretaris BAMUKOI adalah Drs. H. Abdullah Yahya dari Kecamatan Tanjung Indralaya, dan sebagai Bendahara adalah Tadjudin Hakiki dari Kecamatan Muara Kuang. Langkah perjuangan BAMUKOI antara lain menghimpun putera-puteri asal Wilayah Ogan Ilir (6 kecamatan) yang berada di Kota Palembang menjadi keluarga besar Ogan Ilir, memperjuangkan daerah Ogan Ilir menjadi kabupaten tersendiri, membantu Pemerintah dalam segala bidang pembangunan di Wilayah Ogan Ilir.
Pada tahun 1972 dilakukan gerakan lebih terarah oleh beberapa tokoh masyarakat Ogan Ilir untuk upaya pemekaran Kabupaten Ogan Ilir. Mereka adalah Letkol M. Nur Teguh dari Sukaraja, Letkol Syarnubi Insi dari Kerinjing, Ambon Alim dari Talang Balai, Muhsin Ishak dari Tanjung Raja, H.M. Yusuf Yahya dari Sungai Pinang, H. Dimyati Anwar dari Seribandung, H. Djakfar Siddik dari Muara Kuang, H. Bakri Pasirah dari Rantau Alai, A. Rifai Pasirah dari Tambangan Rambang, serta beberapa tokoh yang bertempat tinggal di Kota Palembang antara lain : Basyaruddin Icon asal Talang Aur, H. Zainal Arifin asal Sungai Pinang, H. Nawawi Zahir asal Lubuk Keliat, Hatiyar asal Tanjung Sejaro. Mereka menghadap Bupati Ogan Komering Ilir yang pada waktu itu dijabat oleh H.A. Latief Rais, dengan mengajukan permohonan agar Kabupaten OKI dibagi dua yaitu Ogan Ilir menjadi kabupaten tersendiri yang wilayahnya berasal dari marga-marga bekas kewedanaan Tanjung Raja. Akan tetapi perjuangan ini belum membuahkan hasil. Salah satu alasannya adalah menurut Basyaruddin Icon (salah seorang tokohnya) adalah menurut Gubernur Sumatera Selatan pada waktu itu yang dijabat oleh H. Asnawi Mangku Alam bahwa pemekaran terlalu riskan bagi usaha persatuan dan kesatuan nasional pasca desintegrasi akibat mala petaka gerakan 30 September 1965 PKI. Basyaruddin Icon pada waktu itu bersamaan memperjuangkan pemekaran Marga Pagegan Ilir Suku I yang berhasil dimekarkan menjadi Pegagan Ilir Suku I (PIS I) dan Pegagan Ilir Suku II (PIS II) yang beribukota di Dusun/Desa Talang Aur.

Bangkitnya Harapan Baru Pemekaran Ogan Ilir
Tiga puluh tahun kemudian mulai tahun 2000 dan memasuki masa reformasi, rencana pembentukan Kabupaten Ogan Ilir baru dapat terwujud. Munculnya kembali pembicaraan rencana pemekaran kabupaten Ogan Ilir ini dipicu oleh suatu perbincangan tidak sengaja dalam seminar tentang Tata Ruang Kecamatan Indralaya di kampus Universitas Sriwijaya. Dalam pembahasan tata ruang ini disimpulkan rencana pembentukan Kota Indralaya sebagai Kota Satelit. Dalam seminar itu, sesuai dengan keberadaannya sebagai Kota Satelit UNSRI menuntut kepada Pemerintah Kabupaten OKI agar Kecamatan Indralaya mendapatkan sarana perkotaan terutama untuk menunjang aktivitas kampus baru dan bagi mahasiswa UNSRI yang berada di Indralaya.
Pada waktu itu Camat Indralaya yang dijabat oleh Drs. Abdul Rahman Rosyidi yang mewakili Pemerintah Kabupaten OKI dalam seminar tataruang kec Indralaya secara spontan menyatakan bahwa Kecamatan Indralaya tidak mungkin mendapatkan fasilitas lebih dibanding dengan kecamatan lain di Kabupaten OKI karena hanya salah satu dari 18 kecamatan di Kabupaten OKI. Kecuali apabila Indralaya dijadikan sebagai kabupaten baru. Pernyataan dalam seminar resmi yang dihadiri oleh Pembantu Rektor UNSRI Dr. Mahyuddin Sp. OG itu selanjutnya terus bergulir, semakin terarah dan membangkitkan kembali rencana lama yang sempat tertunda. Perjuangan lama kembali diteruskan dalam suasana reformasi dengan semangat dan strategi yang baru. Berbagai kekuatan rakyat bergerak secara simultan dan bersama-sama menyuarakan suara yang sama. Di sela-sela itu, memang terjadi sikap yang bersifat kontra antara lain dengan ditopang oleh alasan perlu persiapan yang lebih matang sebelum terbentuk suatu kabupaten. Tetapi kehawatiran ini dikalahkan oleh arus yang lebih besar menghendaki suatu kabupaten baru sebagai kabupaten pemekaran dari Kabupaten OKI.
Perjuangan pemekaran mandapat titik terang setelah melalui BAPPEDA Kab OKI pada Tahun 2001 menganggarkan dana untuk kegiatan Seminar Kabupaten OKI menjadi beberapa alternatif kabupaten denganSurvey Potensi Wilayah Rencana Pemekaran Kabupaten OKI bekerjasama dengan Universitas Sriwijaya. Daerah yang wilayahnya terlalu luas mempersulit jangkauan bagi pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyatnya. Suatu daerah yang akan dimekarkan menjadi beberapa daerah seyogyanya harus menjamin bahwa daerah tersebut benar-benar mampu untuk mandiri dalam arti bisa mengatur dan mengurus kebutuhan dan kepentingan rumah tangganya sendiri tanpa banyaknya ketergantungan. Surver ini bertujuan untuk : Melakukan pengkajian pemekaran wilayah Kabupaten OKI menurut alternatif wilayah Barat-Timur, Utara-Selatan, Ogan Ilir-Komering Ilir (ex kewedanaan), dan menurut wilayah pembantu Bupati wilayah I, II dan wilayah III.
Teknik analisa data berpedoman pada Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 129 Tahun 2000, yakni berdasarkan penilaian 7 kriteria yaitu : 1) kemampuan ekonomi, 2) potensi daerah, 3) sosial budaya, 4) sosial politik, 5) jumlah penduduk, 6) luas daerah, dan 7) pertimbangan lain.
Hasil survey ini menhasilkan 4 alternatif pemekaran namun menurut kesimpulan kajian analisa data yang dilaksanakan oleh Tim Survey Universitas Sriwijaya ini, Kabupaten OKI belum layak untuk dimekarkan.

Adalah Ir. H. Mawardi Yahya yang pada waktu itu menjabat sebagai Ketua DPRD Kabupaten OKI, asal wilayah Ogan Ilir secara kreatif terpanggil menawarkan kepada anggotanya agar pembahasan tentang pemekaran ini diagendakan lebih terfokus, melalui hak inisiatif DPRD. Dengan menganggarkan kembali survey pemekaran Kabupaten OKI bekerjasama dengan STPDN Jatinangor Jawa Barat. Survey ini menganalisi lebih mendalam dengan 7 kriteria sesuai dengan PP Nomor 129 tahun 2000. Akhirnya hasil kerja Tim Survey STPDN merekomendasikan Kabupaten OKI sangat layak dimekarkan menjadi 2 kabupaten yakni Kabupaten Ogan Ilir dengan wilayah 6 kecamatan dan Kabupaten OKI induk dengan wilayah 12 kecamatan.
Dari perkembangan hasil survey Tim STPDN Jatinangor kemudian memunculkan beberapa pendapat di lingkungan DPRD itu namun akhirnya lahirlah Surat Keputusan DPRD Kabupaten OKI Nomor 12 Tahun 2002 tanggal 2 September 2002 tentang Persetujuan atas usul pemekaran Kabupaten OKI untuk pembentukan Kabupaten Ogan Ilir. Surat Keputusan ini ditandatangani oleh Ketua DPRD Kabupaten OKI Ir. H. Mawardi Yahya. Pada tahap sebelumnya DPRD Kabupaten OKI bersama-sama dengan pihak Eksekutif telah menetapkan Peraturan Daerah (PERDA) Nomor 22 Tahun 2002 tanggal 12 Agustus 2002 tentang Rekomendasi Pemekaran Kabupaten OKI.
Tahap selanjutnya adalah membawa usulan pemekaran kabupaten ini ke tingkat Provinsi Sumsel, dengan mendapatkan dukungan dari DPRD Provinsi Sumsel dengan Surat Keputusan DPRD Provinsi Sumatera Selatan Nomor 12 Tahun 2002 tanggal 11 September 2002 tentang Dukungan dan Persetujuan terhadap Rencana Pemekaran Kabupaten OKI di Provinsi Sumsel. Kemudian dengan dilengkapi Surat Gubernur Sumsel Nomor 130/4081/i menyambut baik dan mendukung rencana pemekaran Kabupaten OKI menjadi 2 kabupaten, berkas usulan disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri RI dan DPR RI di Jakarta. Dalam proses ini dan dengan gerakan masyarakat yang besar untuk memekarkan dan membentuk Kabupaten Ogan Ilir, telah dilakukan rapat akbar di halaman Polsek Indralaya yang menghadirkan Tim dari Kementerian Dalam Negeri RI dan dari Anggota DPR RI dengan jumlah massa yang sangat fantastik, dan menghasilkan kebulatan tekad masyarakat yang berada dan berasal dari 6 kecamatan yaitu Kecamatan Indralaya, Pemulutan, Tanjung Raja, Tanjung Batu, Muara Kuang dan Kecamatan Rantau Alai dengan menghasilkan Deklarasi Kebulatan Tekad Pembentukan Kabupaten Ogan Ilir terpisah dari Kabupaten OKI.

Pada waktu masih bergabung dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir hingga awal terbentuknya Kabupaten Ogan Ilir, Wilayah Ogan Ilir terdiri dari 6 kecamatan terdapat 161 desa/kelurahan, yaitu :
1) Kecamatan Indralaya, terdapat 28 desa
2) Kecamatan Tanjung Raja, terdapat 26 desa dan 3 kelurahan
3) Kecamatan Tanjung Batu, terdapat 31 desa
4) Kecamatan Muara Kuang, terdapat 27 desa
5) Kecamatan Pemulutan, terdapat 28 desa dan
6) Kecamatan Rantau Alai.terdapat 21 desa.
Guna mempercepat kemajuan dan kemandirian wilayah maka pada tahun 2003, wacana pembentukan Kabupaten Ogan Ilir mulai digulirkan dengan melakukan penelitian pemekaran wilayah Kabupaten OKI yang dilaksanakan oleh Universitas Sriwijaya bekerjasama dengan BAPPEDA Kabupaten Ogan Komering Ilir. Penelitian dilanjutkan oleh Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) dengan lebih intensif bekerjasama dengan DPRD Kabupaten Ogan Komering Ilir dibawah pimpinan Ir. H. Mawardi Yahya yang sekarang menjadi BUPATI OGAN ILIR, yang menyimpulkan bahwa pembentukan kabupaten baru Kabupaten Ogan Ilir sangat layak dan sudah waktunya untuk membentuk Pemerintahan sendiri menjadi Wilayah kabupaten yang otonom yang terdiri dari 6 wilayah kecamatan, yaitu : Kecamatan Indralaya, Tanjung Raja, Tanjung Batu, Muara Kuang, Pemulutan, dan Kecamatan Rantau Alai.
Otonomi daerah yang nyata dan bertanggungjawab merupakan amanah dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan mendapatkan otonomi daerah secara penuh dan terpisah dari kabupaten induk Kabupaten Ogan Komering Ilir melalui Undang-Undang Nomor 37 tahun 2003 yang ditetapkan pada tanggal 18 Desember 2003 tentang Pembentukan Kabupaten OKU Timur, Kabupaten OKU Selatan dan Kabupaten Ogan Ilir di Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten Ogan Ilir diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri di Jakarta pada Tanggal 7 Januari 2004 bersama-sama dengan pembentukan 24 kabupaten/kota di Indonesia. Peresmian Kabupaten Ogan Ilir dilaksanakan di Aula Departemen Dalam Negeri Jalan Medan Merdeka Utara Nomor 07 Jakarta Pusat oleh Menteri Dalam Negeri H. Moh. Ma'ruf dihadiri perwakilan 24 kabupaten/kota baru tersebut. Pada kesempatan peresmian Menteri Dalam Negeri RI berpesan agar pelaksanaan pemerintah kabupaten/kota pemekaran benar-benar berpihak pada peningkatan kesejahteraan rakyat dan memanfaatkan potensi sumberdaya yang dimiliki secara arif dan bijaksana.
Mulai efektif dilaksanakan secara nyata sejak tanggal 14 Januari 2004 dengan dilantiknya Penjabat Bupati Ogan Ilir Drs. H. Indra Rusdi yang waktu itu menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) oleh Gubernur Sumatera Selatan Ir. H. Syahrial Oesman, MM bertempat di Gedung Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) jalan raya Lintas Timur Palembang-Indralaya km 34 milik Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Pada kesempatan pelantikan penjabat Bupati Ogan Ilir Drs. H. Indra Rusdi sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 131.26-12 Tahun 2004 yang ditandatangani oleh H. Moh. Ma'ruf pada tanggal 6 Januari 2004, dihadiri antara lain pejabat pemerintahan provinsi Sumatera Selatan, Pejabat pemerintahan Kabupaten Ogan Komering Ilir dan pemuka masyarakat lainnya. Penjabat Bupati Ogan Ilir mendapat tugas sebagai pelaksana tugas umum penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, serta memfasilitasi pelaksanaan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati.
Pembentukan Kabupaten Ogan Ilir bertujuan untuk:
  1. Mempersingkat rentang kendali pemerintahan sehingga tercapai efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pemerintah yang baik.
  2. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sehingga tercapai suatu pelayanan dalam rangka otonomi daerah secara nyata, luas, dinamis dan bertanggungjawab.
  3. Meningkatkan efektivitas penggalian dan pendayagunaan sumber daya yang terkandung di daerah untuk kesejahteraan masyarakat.
  4. Mempercepat penyebaran dan pemerataan hasil-hasil pembangunan sehingga akan dapat memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat yang merata.
  5. Memperkokoh sistem keamanan dan ketertiban masyarakat yang merupakan bagian integral dari sistem pertahanan dan keamanan dalam NKRI.
Penjabat BUPATI OGAN ILIR Drs. H. Indra Rusdi menerima Keputusan DPRD tentang Raperda APBD Kab Ogan Ilir TA 2005 dari Ketua DPRD OI Ir. H. Mawardi Yahya

Penyelenggaraan pemerintahan otonomi daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, adalah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut azas otonomi dan tugas pembantuan, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena itu, pada tahun 2005 dilakukan pemekaran kecamatan yang semula hanya 6 kecamatan dimekarkan menjadi 16 kecamatan. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Ilir Nomor 22 Tahun 2005 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Kecamatan dalam Kabupaten Ogan Ilir, jumlah kecamatan dalam Kabupaten Ogan Ilir sebanyak 16 kecamatan terdapat 227 desa dan 14 kelurahan, yaitu :
1) Kecamatan Indralaya, terdapat 17 desa dan 3 kelurahan
2) Kecamatan Indralaya Utara, terdapat 15 desa dan 1 kelurahan
3) Kecamatan Indralaya Selatan, terdapat 14 desa
4) Kecamatan Pemulutan, terdapat 25 desa
5) Kecamatan Pemulutan Barat, terdapat 11 desa
6) Kecamatan Pemulutan Selatan, terdapat 15 desa
7) Kecamatan Tanjung Batu, terdapat 19 desa dan 2 kelurahan
8) Kecamatan Payaraman, terdapat 11 desa dan 2 kelurahan
9) Kecamatan Tanjung Raja, terdapat 15 desa dan 4 kelurahan
10) Kecamatan Sungai Pinang, terdapat 12 desa dan 1 kelurahan
11) Kecamatan Rantau Panjang, terdapat 12 desa
12) Kecamatan Muara Kuang, terdapat 13 desa dan 1 kelurahan
13) Kecamatan Rambang Kuang, terdapat 13 desa
14) Kecamatan Lubuk Keliat, terdapat 10 desa
15) Kecamatan Rantau Alai, terdapat 13 desa
16) Kecamatan Kandis, terdapat 12 desa.
Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Ilir Nomor 21 Tahun 2006 tentang Pemekaran Kelurahan dan Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan, serta Peraturan Bupati Ogan Ilir Nomor 44 Tahun 2006 tentang Pembentukan dan Pemekaran Desa di Kabupaten Ogan Ilir, maka jumlah desa/kelurahan semula hanya 164 desa/kelurahan yang terdiri dari 159 desa dan 5 kelurahan berubah menjadi 241 desa/kelurahan yang terdiri dari 227 desa dan 14 kelurahan.

DAFTAR NAMA-NAMA BUPATI OGAN ILIR :

1. Drs. H. Indra Rusdi : 14 Januari 2004 s.d 22 Agustus 2005

2. Ir. H. Mawardi Yahya : 22 Agustus 2005 s.d 22 Agustus 2010

3. Ir. H. Mawardi Yahya : 22 Agustus 2010 s.d sekarang (2015)
Objek Wisata Di kabupaten Ogan Ilir(wisata andalan warga ogan ilir)

Pesona Tanjung Senai, Wisata Andalan Masyarakat Ogan Ilir


Pesona Tanjung Senai, Wisata Andalan Masyarakat Ogan Ilir
SRIPOKU.COM/BERY SUPRIYADI
Objek wisata Pesona Tanjung Senai di Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel 
Laporan Wartawan Sriwijaya Post, Bery Supriyadi
SRIPOKU.COM, INDERALAYA-- Siapa bilang lahan rawa tidak bisa menjadi destinasi wisata? Buktinya, di Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel, hamparan rawa justru menjelma menjadi salah satu lokasi waisata andalan di daerah yang beribukota di
Inderalaya.
Hanya berjarak sekitar 5 kilometer dari pusat kota Inderalaya, membuat objek wisata yang dijuluki "Pesona Tanjung Senai" itu bisa dijangkau dengan berbagai macam kendaraan.
Wisatawan tidak usah pusing untuk menuju ke lokasi objek wisata. Sebab moda transportasi umum sudah biasa mengantar para pengunjung ke sana.
Objek wisata ini, lebih indah apabila dilihat pada sore menjelang malam hari. Pada saat itu, di lokasi akan tampak pemadangan awan kemerahan yang berwarna- warni.
Pada saat itu juga, lokasi wisata ini akan ramai dikunjungi. Saat cuaca cerah, masyarakat biasanya berbondong-bondong ingin berfoto lebih dekat dengan Jembatan Pesona Tanjung Senai yang mirip dengan Jembatan Barelang di Kota Batam.
Rawa lebak di lokasi itu memiliki kedalaman sekitar 10 meter dengan luas hamparan 80 meter lebih.
Keindahan panorama alam pesona tanjung senai tak terlepas dari bangunan megah Komplek Perkantoran Terpadu (KPT) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Ilir.
Peringatan keras bagi pengunjung yang tidak bisa berenang untuk tidak mencoba mandi di hamparan air rawa lebak yang konon di sekitar lokasi banyak ditemukan hewan-hewan reftil berkembang biak seperti buaya, biawak hingga ular.
Bangunan pusat pemerintahan KPT Tanjung Senai yang disebut-sebutmerupakan salah satu gedung pusat pemerintahan termegah se-Indonesia.
Tentunya, bagi pencinta photography akan lebih mendapatkan spot indah dengan latar belakang hamparan air, megahnya gedung pemerintahan serta keindahan Jembatan Pesona Tanjung Senai. Tidak usah cemas, untuk ke sana tanpa dipungut biaya alias gratis.
1.      Tanjung Putus

Sahabat AET yang suka dengan nuansa alam yang masih nature, maka wajib untuk mengunjungi satu tempat ini. Tanjung putus merupakan suatu wilayah yang begitu indah dengan hamparan air seperti danau yang luas dan bebarapa ditumbuhi rumput hijau yang asri. Jika musim kemarau hamparan  rendah manjaji lahan kering yang speri padang rumput dan biasanya masyarakat desa tanjung putus banyak melepaskan ternak mereka seperti kerbau, sapi dan kambing untuk mencari makan. Namun menjelang musim hujan lokasi tersebut menjadi bentangan air danau yang bahkan jalan transportasi kendaraan menjadi hamparan air dimana itu menjadi sebuah tempat rekreasi bagi anak untuk bermain air dan berkesempatan mencuci kendaraan oleh masyarakat sekitar.Di daerah tanjung putus juga terdapat Balai Benih Ikan Tawar milik Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ogan Ilir. Benih ikan yang di budidaya meliputi benih ikan nila, patin siam dan lele.
Menjelang sore hari suasana di sekitar tanjung putus sangat ramai baik orang yang memancing, jalan-jalan dan hanya sekedar menikmati suasana keindahan sunset matahari yang sangat menakjubkan tak kalah dengan suasana di pantai. Apalagi pada hari-hari libur seperti hari minggu banyak muda-mudi mengunjungi tanjung putus untuk sekedar nongkrong, berfoto dan jalan-jalan bareng teman atau pasangannya.
2.      Tanjung Senai



Tanjung senai merupakan sebuah lokasi yang akan dijadikan tempat kantor pemerintah Kabupaten Ogan ilir dan gedung DPRD yang baru, namun saat ini masih tahap pembangunan. Tanjung senai berlokasi desa Sejaro Sakti kecamatan Indralaya kabupaten Ogan Ilir, Km 38 indaralaya melewati simpang 4 pondok pesantren raudatul ulum sakatiga. Jika ingin ke kawasan Tanjung senai bisa di tempuh 15 menit menggunakana kendaraan dari kampus Universitas Sriwijaya, Indralaya.
Di sepanjang perjalanan masuk menuju ke kantor Pemkab Ogan Ilir akan disambut bentangan air  danau dengan rumput-rumput dan beberapa jenis ikan didalamnya serta terdapat perahu sampan yang dipakai masyarakat desa sekitar untuk mencari ikan menggunakan jala atau pancing. Bahkan pernah dilaksanakan lomba perahu bidar di danau tanjung senai dalam rangka hari ulang tahun Ogan Ilir yang dilaksanana oleh pihak Pemkab Ogan Ilir.
Di dalam kantor Pemkab terdapat juga kebun budidaya jagung dan kacang kedelai dengan sistem tumpang sari di lahan yang berukuran  3 Ha. Selain itu halaman pemkab Ogan Ilir banyak taman yang di tanami beragam tanaman hias, pohon sawit di pinggiran dan fasilitas lain seperti Masjid, Rumah sakit dan gedung-gedung perkantoran.
Pemandangan tanjung senai di luar wilayah kantor Pemkab OI terdapat hamparan rawa yang banyak terdapat tumbuh rumput-rumput yang begitu hijau. Selain itu terdapat juga banyak hewan ternak kerbau yang asyik berendam di genangan rawa yang menambah suasana alamiah keindahan tanjung senai. Ada juga danau yang airnya berwarna biru dan tanah yang bepasir menambah suasana seperti di pinggiran pantai laut.
Ketika Sore hari banyak anak muda yang hilir masuk ke tanjung putus hanya untuk duduk di jembatan bersama teman atau pasangan serta menikmati keindahan. Banyak juga orang memancing atau mengguna jala untuk mendapatkan ikan atau hanya sekedar untuk mengabadikan suasana sunset di kawasan tanjung putus.

share video lucu nihh..
JOMBLO

HARI GINI MASIH AJA JOMBLO
(@Alfysaga gokil banget)





INI NI VIDEO YANG LAGI VIRAL BANGET
(PEN PINEAPPLE APPEL PEN)







Ini 6 Fakta Dibalik Video Pen Pineapple Apple Pen (PPAP) yang Lagi Viral

Pen Pineapple Apple Pen
Lagu dengan judul Pen Pineapple Apple Pen ini sedang menjadi bahan perbincangan di seluruh dunia. Video yang menunjukkan seseorang dengan pakaian heboh dan lagu yang bikin ketagihan ini sudah mengundang banyak komentar netizen.
Bahkan lagu PPAP ini sudah dibuat versi lain oleh para netizen. Penasaran kan sama fakta - fakta dari video dan lagu yang lagi viral banget ini. Langsung aja ShopBack kupas fakta dibalik PPAP yang lagi viral di dunia maya.

PPAP diciptakan oleh Piko-taro

PPAP
Piko-taro yang muncul di dalam video PPAP adalah pencipta lagu ini. Katanya sih dia ini memang penyanyi dan penulis lagu tapi ada yang bilang juga kalau Piko-taro adalah seorang komedian.

Piko-taro hanyalah sebuah karakter

Kosaka Doimau
Nah, ini dia ternyata Piko-taro itu hanya sebuah karakter saja jadi ya bisa disamakan dengan anime. Piko-taro dicipatakan oleh Kosaka Doimau yang berprofresi sebagai komedian dan DJ.

Piko-taro punya channel di YouTube, sudah subscribe belum?

Video Pen Pineapple Apple Pen
Kosaka dari awal memang menciptakan dan menghidupkan karakter Piko-taro makanya dia sampai buat channel Youtube. Jadi bukan cuma PPAP saja masih ada beberapa video yang sama lucunya.

Karakter Piko-taro pertama kali diperkenalkan di acara standup comedy

PIKO-TARO
Ya nggak salah kalau Piko-taro ini diperkenalkan di acara standup comedy karena karakter ini nyentrik dan lucu. Piko-taro bahkan sudah punya fans loh dan jumlahnya lumayan banyak.

Oke ternyata Pen Pineapple Apple Pen tidak punya makna apa - apa

Arti PPAP Pen Pineapple Apple Pen
Kalau kamu sempat berpikir keras mengenai makna lirik lagu ini, kamu hanya buang - buang waktu karena PPAP ini benar - benar tidak mempunyai arti apa - apa. Jadi daripada mikir mending lanjut nyanyi aja I have a pen.. I have an apple… ugh… Apple pen…!   

Alasan kenapa Pen Pineapple Apple Pen ini bisa viral dan mengundang banyak reaksi dari netizen


Alasannya cuma satu karena video dengan durasi 1 menit lebih 23 detik ini bikin alis mengkerut dan membuat banyak pertanyaan karena Piko-taro ini bergoyang - goyang dengan begitu semangatnya dan ritme lagunya yang bikin nagih.
di kutip dari:
https://www.shopback.co.id/blog/post/ini-6-fakta-dibalik-video-pineapple-pen-apple-pen-ppap-yang-lagi-viral

Blogger templates

blognya jesi putri

Diberdayakan oleh Blogger.

all interesting tips, including about love

all interesting tips, including about love
itu saya!!!

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Mengenai Saya

Foto saya
ingin sukses dengan cara ku sendiri,dan tidak ingin menyulitkan banyak pihak